Selasa, 24 November 2015

Sejarah Penyiaran di Indonesia

SEJARAH PENYIARAN DI INDONESIA  


Dr lee de Forest (1837-1961) dari Amerika Serikat dapat dianggap sebagai pelopor ditemukannya radio pada tahun 1916, sehingga ia dijuluki sebagai “the father of radio”. Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dlm papernya mengenai teori dinamika medan elektromagnetik.
Pada 1878, david E hughes mengirimkan dan menerima gelombang radio. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880, tapi hanya dibilang itu Cuma merupakan induksi.Heinrich Rudolf hertz, yg pertama kali membuktikan teori maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang. Dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial.
Heinrich  Rudolf hertz  pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan  oleh  Guglielmo  Marconi  (1874-1937)  dari Italia  yang  sukses  mengirimkan  sinyal morse  –berupa  titik  dan  garis-  dari  sebuah  pemancar kepada  suatu  alat  penerima.  Sinyal  yang dikirimkan  Marconi  itu  berhasil  menyeberangi  Samudera  Atlantik  pada  tahun  1901  dengan menggunakan  gelombang  elektromagnetik.  Sebelum  Perang  Dunia  I  meletus,  Reginald Fessenden  dengan  bantuan  perusahaan  General  Elektric  Corporation  Amerika  berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula diciptakan. 
Pada tahun 1925 saat masa pemerintahan hindia belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun radio di malbar, jawa barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan Nirom. Tahun 1930 amatir radio di indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah hindia belanda.
Masa penjajahan Jepang tidak banyak catatan kegiatan amatir radio yang dapat dihimpun. Kegiatan radio dilarang oleh pemerintahan jajahan Jepang namun banyak di antaranya yang melakukan kegiatannya dibawah tanah secara sembunyi-sembunyi dalam upaya mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Akhir tahun 1945 sudah ada organisaasi yang menamakan dirinya PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia). Dan pada periode tahun 1945 banyak para amatir radio muda yang membuat sendiri perangkat radio transceiver yang dipakai untuk berkomunikasi antar Pulau Jawa dan Sumatera tempat pemerintah semantar RI berada.
Awal mulanya siaran radio pertama di Indonesia adalah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di batavia ( jakarta tempo dulu) pada tanggal 1 juni 1925.Sejak adanya BRV, muncullah badan-badan radio siaran lainnya seperti NIROM (Nederlandsch Omrep Masstchapyj) Di Jakarta,Bandung,Dan Medan. SRV (Solossche Radio Vereniging) Di Solo. MAVRO (Mataramse Verniging Voor Radio Omroep) Di Yogyakarta. VORL (Verniging Oosterse Radio Luisteraars) Di Bandung. VORO (Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep) Di Surakarta. CIRVO (Chinnese En Inheemse Radio Luisteraars Vereniging Oost Java) Di Surabaya. EMRO (Eerste Madiunse Radio Omroep) Di Madiun . Dan Radio Semarang Di Semarang. Diantara sekian banyak radio siaran tersebut, NIROM adalah yang terbesar dan terlengkap, oleh karena mendapat bantuan penuh dari pemerintah Hindia Belanda.
Pada tanggal 29 maret 1937, diselenggarakan suatu pertemuan antara wakil-wakil radio yang bertempat di bandung. Pertemuan hari itu melahirkan suatu badan baru bernama: Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran . sebagai ketuanya adalah Sutarjo Kartohadikusumo. Tujuannya adalah memajukan keseniaan dan kebudayaan nasional guna kemajuan masyarakat Indonesia,rohani,dan jasmani
Tanggal 7 mei 1937, diadakan pertemuan dengan pembesar-pembesar pemerintahan untuk membiacarakan hubungan antara PPRK dengan NIROM. Dan pertemuan itu menghasilkan persetujuan bersama, bahwa PPRK menyelenggarakan siaran ketimuran, NIROM menyelenggarakan segi tekhniknya.
Pada tanggal 14 agustus 1945,bung karno siap” untuk menyebarkan tentang kemerdekaan Indonesia. Komplek radio tetap dijaga ketat oleh kampetai (tentara jepang). Siaran dalam negri berjalan seperti biasa dengan membawa lagu” jepang dan Indonesia, serta berita-berita yang masih menyampaikan kemenangan jepang.
Pd tanggal 17 agustus 1945, seorang wartawan kantor jepang Syachruddin berhasil menyusup ke gedung radio dan ke ruang pemberitaan dengan membawa teks proklamasi yg diterima oleh Adam Malik untuk disiarkan melalui radio. Tepat pukul 19.00 teks proklamasi dibacakan secara bergantian melalui radio di jakarta dan Bandung berlangsung berkali-kali selama 15 menit.
Dengan demikian bahwa radio sepeninggalnya jepang di Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada Republik Indonesia, dan ini merupakan cikal bakal dari berdirinya Radio Republik Indonesia.Dan hingga saat ini RRI terus berjuang demi eksistensinya dibidang komunikasi dengan semangat “sekali di udara tetap diudara”
Saat ini seiring dengan  berkembangnya zaman radio tidak hanya digunakan sebagai media penyiaran untuk menyampaikan pesan oleh pemerintah  kepada masyarakatnya saja seperti pada saat  pertama  kali  dibentuk  tetapi  juga  sebagai  media  penyampaian  berbagai  macam  informasi seperti gaya hidup, musik, kesehatan, kuliner dan berbagai informasi lainnya dan juga sebagai media promosi suatu perusahaan atau institusi dan sebagai media bagi hiburan masyarakat.
Pada  saat  ini  media  penyiaran  televisi  cenderung  lebih  banyak  diminati  oleh  masyarakat karena televisi tidak hanya menampilkan suara saja  tetapi juga gabungan dari gambar dan suara sehingga  tampilannya  lebih  menarik  dan  juga  dalam  membuat  program-programnya  televisi selalu  berusaha  membuat  program  yang  menarik  bagi  masyarakat  sehingga  penonton  televisi berskala nasional. Namun bukan berarti radio menjadi mati karena kehadiran televisi karena ada hal-hal yang membuat radio tetap hidup walaupun televisi ada.
Program radio tetap akan ada dan tidak akan mati selama masyarakat masih membutuhkan informasi  karena  kebutuhan  kebutuhan  masyarakat  akan  informasi  akan  selalu  ada  sehingga radio  sebagai  media  penyiaran  yang  menyajikan  berbagai  macam  informasi  akan  selalu mempunyai pendengarnya sendiri tergantung dari penyesuaian antara informasi  yang disajikan oleh radio. Selain itu radio juga mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki televisi.
Beberapa  kelebihan  radio  yang  tidak  dimiliki  oleh  televisi  diantaranya  adalah  radio  dapat memainkan  imajinasi  pendengarnya  karena  radio  hanya menggunakan  suara  sebagai  media penyampaian  pesannya  sehingga  pendengarnya  akan  mempersepsikan  apa  yang  disampaikan oleh  penyiar  di  dalam  pikirannya  masing-masing  yang tentunya  persepsi  tiap  pendengar  akan berbeda-beda.  Radio  juga  bersifat  fleksibel  dalam  arti  dapat  didengarkan  dimana  saja.  Seiring kemajuan tekhnologi, mobil dan handphone pun sudah memiliki radio tuner  sehingga kita dapat mendengarkan radio pada saat berkendara di dalam mobil atau dimanapun. Selain itu radio juga dapat didengarkan sambil menjalankan suatu aktifitas seperti mendengarkan radio sambil makan, berkendara, menyetrika atau hal lainnya. Selain itusiaran radio bersifat personal dalam arti gaya bicara  penyiar  pada  saat  siaran seakan-akan  seperti berbicara  langsung  kepada  pendengarnya sehingga pendengar pun merasa akrab kepada penyiar.


0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com